Cie..curhat.. ^.^

Kadang aku suka merasa sungkan ketika dipanggil ‘akhwat’ dalam pengertian mereka. Selama ini yang aku tahu ‘akhwat itu berarti perempuan, tapi ternyata dalam pemahaman mereka ‘akhwat’ itu bukan hanya perempuan, tapi perempuan yang sudah bisa menutupi auratnya dengan sempurna, sudah istiqomah dalam ibadahnya, dan sudah terbina. Minimalnya ‘akhwat’ menurut mereka itu yang sudah rapih dalam berpakaian (menutup aurat). Awalnya aku sering merasa aneh dengan sebutan ‘akhwat’ seperti itu, karena selama ini di

Amanah yang sama

Amanah ini,

Lagi-lagi aku mendapatkan amanah di tempat yang sama seperti di tingkat satu. Lucunya, partner aku juga merupakan orang-orang yang sama seperti saat aku di tingkat satu.

Bukannya ingin menolak, tapi aku khawatir dengan kondisi akademik aku sekarang. Nilai IPK aku benar-benar jauh dari batas aman. Padahal rencananya semester ini aku bener-bener mau fokus sama akademik. Mau mulai mencoba ikut PKM, lomba essai, dan mempersiapkan beasiswa untuk semester berikutnya. Tapi, seketika semua rencana itu seolah pupus ketika mereka menyebutkan amanah yang harus aku emban di tingkat dua ini.