Sepinya Kampus,

Kampus hari ini berbeda dengan kampus biasanya.

Hari ini menjalani aktivitas seperti hari sabtu biasanya. Mulai berkeliaran di kampus saat matahari tepat di atas kepala hingga matahari pindah ke jam dinding yang selalu membuat silau mata ketika sudah mulai menunjuk ke arah jam 21.00 malam.

Sore, setelah menetralkan diri di masjid Al-hurriyah kembali berkeliaran lagi di sekitar fakultas. Bedanya kali ini berasa sepi banget. Sangat drastis dengan hari kemarin yang ramai luar biasa, ditambah adanya sebuah pensi yang membuat suasana semakin ramai. Koridor sepanjang hampir 100m dipenuhi dengan lingkarang-lingakaran mahasiswa dengan berbagai ukuran. Ada yang memiliki masa banyak dan sedikit, sangat bervariasi. Mulai dari tiga orang hingga tiga puluh orang lebih dalam lingkaran. Malam itu, Penampilan mahasiwa lainnya pada kegiatan pensi semakin menambah ramainya suasana koridor Pinus dan koridor GKA saat itu. Pinus dan GKA, dua dari tiga koridor yang selalu ramai dipenuhi mahasiswa saat malam hari. Malam hari, waktunya para mahasiswa kami menjalankan fungsi mereka bukan hanya sebagai pencari ilmu di pagi hingga sore hari. Malam hari, waktu bagi mahasiswa kami menjalankan fungsi sebagai manusia. Ya, manusia secara ideal.. Memikirkan kesejahteraan teman-teman mahasiswa lainnya, sebagai penggerak untuk masyarakat sekitar, dan lebih jauhnya sebagai kontrol terhadap negara. Yaa, malam di korido Pinus dan GKA memang tidak pernah sepi, kecuali hari ini.

Berbeda dari hari biasanya, malam ini korido begitu sepi. Sejauh mata memandang hanya terdapat satu atau dua lingkaran, itu pun jauh di ujung koridor GKA. Dan kondisi ini membuat suasana kampus menjadi sedikit menegangkan (kampus sepi ternyata mengerikan,hehe). Menjelang pekan tenang kampus memang terasa lebih sepi dari biasanya, maklumlah mahasiawa mulai konsentrari untuk mempersiapkan UAS. Sepinya kampus akan berlanjut hingga UAS selesai, bahkan biasanya hingga masa liburan kenaikan tingkat selesai. Tidak hanya koridor dan kampus yang mulai sepi dari kegiatan mahasiswa. Asrama mahasiswa tingkat pertama pun ikut sepi, tidak kalah lingkungan sekitar kampus pun ikut sepi. Menjelang masa tenang ini, beberapa mahasiswa memilih pulang kampung sesaat sekedar meminta restu orang tua atau memenangkan pikiran dari kesibukan kampus menjelang UAS. Kampus mulai kehilangan tanda-tanda kehidupannya.

Saat sepi seperti ini hanya tersisa segelintir mahasiswa yang masih bertahan di kampus. Sekedar menikmati tenangnya kampus atau menyelesaikan tugas-tugas yang belum tuntas, menjadi alasan mereka yang bertahan di kampus..

Dan saat ini, mereka dan beberapa teman dekat lainnya ikut aktif dalam menyepikan kampus. Huft, sepinya kampus… 🙂