50 m ke atm centre..

pemulung-crop

Baik itu, siapa aja ke siapa aja. Ga kenal siapa yang dia dan ga liat siapa yang harus dibaikin.

Hari ini pulang selesai kuliah, mampir sejenak ke atm centre. Seperti biasa, akhir bulang selalu saja mengambil cadangan bulanan yang rencananya akan disimpan. Kali ini harus mengambil sebagian cadangan simpanan yang sebenarnya sudah dialokasikan untuk hardisk bulan Mei besok, tapi apa daya, sampai detik ini menabung ternyata salah satu perkara yang harus sangat diperjuangakan. Continue reading

Akhirnya, ketemu!! :D

PamHari ini setelah sekian lama akhirnya menemukan juga tempat untuk pembayaran PDAM daerah Dramaga. Ini, bulan keenam mengurusi hal-hal rumahan, mulai dari bayar PDAM, Listrik, Kebersihan lingkungan, urusan sama bapak kebersihan yang cerewetnya ga ada dua [eh, maap pak.. :)] dan apa-apa yang berhubungan dengan kosan. Kali ini merasa seperti rumah sendiri, mengurusi semuanya sendiri. Oke, harus dijalani.

Bulan keenam tapi pertama kalinya menemukan tempat PDAM ini, setelah sekian bulan mencari-cari  lokasi ternyata tidak jauh dari kampus dan cukup mudah ditemukan, hehe.dan selama lima bualn yang lalu selalu membayar PDAM ke cabang di daerah gunung batu kesananya lagi (lupa nama tempatnya), pokoknya kalo dari kampus harus naik angkot dua kali baru bisa sampe di lokasi PDAM.

Selama lima bulan para petugas selalu bilang, “mba, bayarnya di cabang dramaga aja biar deket, kesini mah jauh..”, dan selama lima bulan itu juga selalu menjawab “iya pak, tapi saya ga tau tempatnya pak. Ko saya cari ga ketemu-ketemu ya pak? Ya udahlah ga papa kesini juga, sebulan sekali lumayan buat jalan-jalan (senyum)” juga selama lima bulan itu para petugas selalu menjelaskan arah lokasi dengan rinci, hingga akhirnya bulan keenam ini menemukannya. Yeee!! (lebay -.-)

Continue reading

Permainan Dunia

Angry_Cartoon_Earth_Royalty_Free_Vector_Line_Art_sjpg10341

Pagi ini membaca sebuah artikel tentang berita yang saat ini tengah hangat-hangatnya, Bom Boston. Boston, salah satu daerah di Benua Amerika. Peristiwa Bom Boston ini cukup menarik perhatian. Banyak sekali artikel yang kemudian membahas kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada peristiwa ini. Begitu banyak kejanggalan yang kemudian mengaitkan pada dua orang tersangka yang kemudian diketahui bahwa mereka adalah muslim. Dan kejanggalan pun terus terjadi hingga kemudian tersangka pun berganti menjadi sekelompok orang yang dikenal dalam suatu komunitas.

Kondisi ini, bukan pertama kali terjadi dalam peristiwa dunia. Bahkan skala nasional dan lokal sekalipun kondisi seperti ini seringkali terjadi. Simpang siurnya pemberitaan pada media menimbulkan banyak pertanyaan yang kemudian akhirnya muncul opini beragam pada masyarakat. Membentuk opini masyarakat.

Saat seperti ini, tidak tahu mana yang benar dan mana yang tidak benar. Apakah berita yang kini beredar di msyarakat itu memang benar adanya atau justru rekayasa untuk kepentingan tertentu. Tidak ada yang tau kecuali Allah dan mereka yang menjadi tokoh dalam peristiwa tersebut. Saat semua bersuara dengan warna warni suara masing-masing, terkadang justru malah menimbulkan banyak pertanyaan baru. Tidak jarang juga warna warni suara justru semakin menguatkan mana hitam dan mana putih.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui Qs. Al-Ankabut [29]: 64

Dunia ini hanya senda gurau, dan main-main. Sehingga tidak aneh ketika serangkaian peristiwa yang terjadi selama ini merupakan ajang main-main ‘mereka’ semata. Permainan yang tidak akan pernah berhenti sebelum tujuan permainan tercapai meski harus mengorbankan ‘mereka’ yang lain yang tidak tahu menahu tentang tujuan dari permainan. Permainan dengan teknis yang beragam namun konsep dasar yang tidak berubah. Ckck,

Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada lagi permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim Qs. Al-Baqarah [2]: 193

 

Hanya keapda Allah semua akan kembali,

 

Hoaa, hii..

yang mau baca, pandangan lain tentang Bom Boston,

http://indocropcircles.wordpress.com/

(lirik) Lihat Dengar Rasakan

kammi chibi

Lirik lagu SO7: Lihat Dengar Rasakan

Dia telah berdiri, coba berlari
Tak pernah dia jelang hidup yang inginkan
Kilau hari-hari dan birunya langit
Terhapus rasa indah, terpejam oleh lelah
Dalam lelahnya mata nikmat dunia menjelma
Sejenak dia berharap malam tanpa batas
Bunda selalu tanamkan jangan pernah meyerah
Jalani dan panjatkan, kelak syukur kau ucapkan

Pada diri Nya ku mohonkan
Mudahkan hidupnya, hiasi dengan belai-Mu
Sucikan tangan-tangan yang memegang erat harapannya
Terangi harinya dengan lembut mentari-Mu
Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka

by: Sheila on seven

Suka deh sama lagunya SO7, dan dari semua lagunya kayaknya ini yang punya ‘meaning’ yang bagus. hehee,

Mentoring

mentoring

Melingkar, kegiatan yang dirasa tidak biasa dilakukan saat pertama kali memulainya. Cukup asing mendengar kata halaqoh, atau liqo, bahkan mentoring. Kata yang baru didengar saat SMA ini memang cukup asing dan cukup sungkan untuk mengatakannya. Butuh waktu satu tahun untuk dapat menerima kata ini.

Melingkar, saat ini kami lebih sering mengenalnya dengan melingkar. Kenapa melingkar? Karena selalu, sengaja atau tidak sengaja dalam aktivitas ini kami selalu membentuk posisi melingkar hingga seolah tidak ada celah jika ingin menyusup kedalam lingkaran kami. Dan biasanya di bagian tengah lingkaran terdapat camilan, yaa ini teman setia kami selama mentoring. Menemani kami mendengarkan materi yang diberikan oleh murabbi kami. Teman yang cukup ampuh untuk menghilangkan kantuk pada kami saat rasa kantuk itu tiba tanpa bisa kami tolak karena lelahnya fisik yang sudah sampai pada puncaknya hingga sama sekali tidak terasa dan hanya kantuklah yang terasa saat itu.

Melingkar tidak jauh bahkan bisa dikatakan sama dengan ngaji. Yaa, ini adalah ngaji jaman sekarang, hehee. Sistematika dalam mentoring sama dengan system saat kami mengaji. Ada pengajar, ada yang diajar, ada materi, dan ada kurikulum. Bahkan lebih dari itu, nilai plus dalam melingkar ini adalah adanya suatu hadiah bernama ukhuwah dan saudara yang selalu mengingatkan tanpa lelah.

Continue reading

s.a.r.i.a.w.a.n

Sariawan pertama semester enam perkuliahan. Entahlah, sepertinya memang menjadi penyakit rutinan tiap semester (-.-“). Penyakit rutinan yang baru diidam semenjak masuk masa perkampusan. Selama di rumah dulu pernah sih sariawan tapi rasanya ga semengerikan ini. Itungannya gini, kalo dulu sariawannya dateng pas udah lupa sama rasa sakitnya sariawan yang sebelumnya, yaa lumayan jarang lah kena sariawan. Nah kalo sekarang, rasanya kalo sariawannya dateng  itu bayangan sakitnya sariawan yang sebelumnya masih  kerasa eh udah sariawan lagi.. Sempet dag dig dug emang kalo sariawan kayak gini, apalagi banyak banget artikel yang bikin parno setengah mati, mulai dari banyak fungi atau bakteri jelek,mal fungsi tubuh, sampe kangker rongga mulut. Heu, cukup membuat dagdigdug setengah mati.

Dulu pertama dateng ke kampus paling ngejaga banget yang namanya makanan. Berusaha sebisa mungkin ngehindarin makanan pedes dan berpenyedap. Tapi ternyata semakin menjaga penyakit ini malah semakin gampang dateng. Dan kin berkesimpulan “jangan terlalu menjaga makanan, karna semakin menjaga nanti antibodinya malah semakin tidak terbentuk hingga badan menjadi semakin rentan kena penyakin” *teori ngarang* hahaa.. Continue reading

Ciampea Hingga Jasinga Bogor

Jam 06.30 kami berkumpul di Bank BNI Darmaga. Rencananya jam 07.00 kami sudah bisa berangkat menuju lokasi praktikum. Tapi ternyata kami baru berangkat pukul 07.30an. Ngaret cukup lama. Aku saja baru sampai Bank BNI pukul 06.50 . hihi, jadi salah satu penyebab keterlambatan, tapi komti aku datang lebih siang (cari aman).

Ini praktikum lapang yang ke dua. Lokasi yang akan dituju adalah daerah lapangan tembak, ciampea dan daerah jasinga. Praktikum kali ini terasa seperti rekreasi hari libur. Dan yang semakin membuat aku senang aku tidak lupa membawa kamera jadi bisa jepar-jepret sesuka hati. Heheh..

Tanah Kapur, di Lapangan Tembak Ciampea

Lokasi pertama adalah lapangan tembak ciampea. Kami berangkat menggunakan angkot. Kebetulan sekali angkot yang aku tumpangi isinya perempuan semua (hehe). Sambil menunggu angkot mulai jalan, seorang temanku membaca al-ma’surat pagi sedangkan aku membaca buku karangan Salim A. Fillah. Tidak lama kemudian pa supir menyalakan mesin mobil, angkot mulai berjalan. Baru saja berjalan satu menit, tiba-tiba, pa supir menyetel lagu. Dan parahnya lagu yang disetel adalah lagu dangdut yang versi remix dengan speaker full bass. Hualah, jantung ini rasanya berderap-derang mengikuti irama musik. Benar-benar ‘menggetarkan’ jantung.

Angkot terus berjalan. 10 menit kemudian sampai di pom bensin. Musik pun dimatikan. Huft, akhirnya dimatikan juga. Tapi… ternyata pmusik berhenti bukan untuk dimatikan. Pa supir sedang mencari lagu lain. Tiga menit pun berlalu, suasana angkot masih sepi tanpa lagu. Saat kelur dari pom bensin, lagu mulai nyala kembali. Namun kali ini musik yang diputar bukan dangdut remix tapi lagu-lagu galau.. hadeeh, pa supiirr….

Setengah jam pun berlalu, kami sampai di lokasi. Namun ternyata kami salah tempat. Kami malah datang ke gunung kapur, seharusnya ke lapangan tembak. Hemh, akhirnya rombongan kami putar balik. Tidak jauh sih, tidak sampai sepuluh menit kami lalu tiba di lokasi. Tiba di lokasi, kami langsung menuju tanah yang akan di amati. Kami semua duduk di atas tanah. Menit-menit pertama, kondisi aman terkendali. Teman-teman masih sangat bersemangat mengikuti parktikum ini, mereka masih mendengarkan pengarahan dari dosen dengan sangat seksama. Namun, tidak sampai setengah jam, teman-teman mulai gelisah. Ada yang mulai membuka payung dengan ragu-ragu (karena saat praktikum lapang yang pertama dosen kami pernah marah karena ada teman yang membuka payung saat praktikum, beliau berkata “masa anak tanah pake payung pas praktikum?”. Sejak itu kami selalu ragu ketika harus menggunakan payung untuk melindungi kepala kami dari teriknya sinar matahari. Mengganti payung menjadi topi). Oke, kembali. Ada juga teman-teman yang mulai membubarkan diri mencari tempat-tempat teduh. Dosen lalu meminta kami membuat profil tanah dan mengamati morfologinya tanah. Beberapa teman naik ke lokasi tanah yang akan diamati dan beberapa lagi diam di tempat, termasuk aku. Hehe,

Kondisi tanah yang diamati adalah tekstur, horizon-horizon yang terbentuk dan tebalnya, warna, serta kandungannya. Tanah yang mengandung kapur ini memiliki kandungan besi dan mangan yang cukup banyak. Tanah ini berasal dari batuan sedimen. Sangat teguh dan idak ada butiran pasir pada tanah ini. Saat dipegang, tanah ini kebanyakan mengandung liat. Terasa lengket dan sedikit licin. Tanah ini berwarna terang. Teksturnya sangat teguh, sampai-sampai ketika musim kering datang tanah ini sulit untuk dihancurkan. Ckckc.. butuh waktu ribuan tahun untuk melapukkan batuan induk penyusun tanah kapur ini. Saat berjalan di atasnya, tanah ini terasa tidak seperti tanah yang biasanya aku injak. Tanah ini cukup ‘lembek’ seperti liat.

Tidak lama setelah ikut mengamati aku menjauhi lokasi dan bergabung dengan beberapa teman lainnya. Nganggur. Itu yang aku dan beberapa teman kemudian rasakan. Panas menyengat hingga keringat keluar bercucuran seperti aliran air. Hemh, mulai merasa bosan. Aku mengeluarkan kamera dan iseng memfoto beberapa objek. Berusaha mendapatkan sudut yang bagus. Beberapa aku ambil. Kemudian aku mulai mengambil gambar teman-teman aku. Wahh, mereka mesra sekali. Kemesraan dalam keluarga tanah 47. Sedang asik-asik mengambil snap shoot mereka, tiba-tiba teman aku mengajak foto-foto. Sedikit berpikir, kemudian dengan segera aku men-iya-kan permintaannya. Sesekali aku menghampiri teman-teman aku yang sedang membuat profil tanah. Sekedar mengecek dan mengetahui tekstur tanah berbahan kapur di lokasi. Banyak sekali gambar yang kami ambil, dengan berbagai pose. Dari berdiri hingga guling-guling. Sampai-sampai pakaian kami dipenuhi ilalang. Huaaa, sakit sekali ternyata. Tidak terasa ternyata praktikum di lokasi pertama selesai. Hasil dari praktikum di lokasi ini adalah foto-foto. Yaa, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengambil gambar-gambar objek.

Perjalanan berlanjut. Kami kemudian menuju jasinga. Kami akan mengamati tanah Podsolik. Perjalanan menuju lokasi kedua ini cukup lama. Butuh waktu hampir dua jam untuk mencapai lokasi. Perjalanan yang panjang dan kondisi kami yang kepanasan dan lelah membuat kami semakin terlelap. Bolak balik kami tidur-bangun-tidur-bangun, namun belum juga mencapai lokasi. saat sedang menikmati aliran angin yang masuk melalui jendela angkot, tiba-tiba jedug, kepala aku terbentur jendela. Benturan yang cukup keras karen aban angkot melewati lubang jalan yang cukup dalam. Jalan di daerah ini memang cukup jelek. Serasa naik kapal laut.. oke, gara-gara benturan itu kau tidak ingin tidur lagi. Angkot melaju dengan kencang. Menikmati derasnya aliran angin dari jendela *lagi, tiba-tiba aku melihat hamparan kebun kelapa sawit, eh hutan kelapa sawit. Hutan ini benar-benar luas dan indah. Sejauh mata memandang hanya terdapat hamparan sawit. Ada juga bukit yang seluruhnya dipenuhi oleh sawit dari puncak hingga lereng (lebay, tapi beneran). Waah.. sayang tidak sempat megabadikan pemandangan yang baru pertama kali aku alami ini. Angkot kami melaju terlalu kencang (ups, nyalahin angkot). Hemh, segera aku berazzam “pokoknya ntar pulang harus dapet gambarnya”. Oke, dan kami pun masih terus melalui hamparan hutan sawit itu. 15 menit kemudian kami sampai di lokasi.

Tanah Podsolik Jasinga, Bogor

Sekitar pukul 12.00 tengah siang hari, saat matahari berada di atas kepala. Benar-benar terik. Sampai di lokasi kami mencari tempat berteduh. Beberapa teman mengoper konsumsi untuk kami. Nampaknya mereka sudah bisa membaca raut muka kami yang mulai lelah dan kehabisan energi. Inilah anak tanah, tanpa harus mengatakan apa yang dirasa mereka sudah bisa merasakannya. Yaa, mereka bilang “ini efek pelajaran penginderaan jauh, tanpa harus mendatangi objek sudah mengetahui kondisi objek dan dapat mengetahui tindakkan apa yang harus dilakukan.” heehe..cukup berlebihan.. ^^ Sekejap, seluruh praktikan sudah mendapatkan konsumsi masing-masing. Segera mereka melahap konsumsi, mengingat efisiensi waktu semakin cepat makan maka semakin cepat penelitian dan semakin cepat kembali ke kampus. Butuh waktu 20 menit untuk menghabiskan konsumsi kami. Setelah itu kami mulai berjalan menuju lokasi pengamatan.

Tenaga sudah kembali. Semangat untuk meneliti kondisi tanah pun kembali. Hemh, kami berjalan sekitar 3 menit. Seperti biasa, sebelum kami mulai membuat profil tanah dan mengamati morfologinya bapak dosen memberi pengarahan terlebih dahulu. 20 menit dosen memberi pengarahan. Pengarahan kali ini tidak selama saat di lokasi ertama. Setelah itu kami kemudian mulai membuat profil tanah dan mengamati morfologi lahan. Tanah di lokasi ini memilki struktur yang cukup teguh namun tidak seteguh tanah di lokasi pertama.

Saat beberapa teman mengamati kondisi tanah, aku sibuk mencari sudut-sudut yang bagus untuk mengmbil gambar. Matahari yang amat sangat terik dan lokasi yang sempit membuat aku memilih untuk menjauh keluar dari kerumunan. Mencari udara segar dan mengamati tanah sendiri. Panas kali ini luar biasa.. melebihi lokasi pertama. Panas ini membuat keringat keluar terus menerus tanpa henti. Satu bungkus telah aku habiskan di tempat ini. Ckckck, panas yangg dasyat. Payung rasanya tidak mempan mlindungi diri ini dari sengatan matahari. Segera aku mencari tempat nyaman. Saat sedang iseng mengambil gambar teman-teman, aku menemukan sebuah batu yang unik. Batu ini terkubur di tumpukkan tanah. Yang menarik batu ini seperti memiliki dua lapisan. Lapisan luar berwarna kuning sedangkan yang dalam berwarna merah. Batu ini sedang mengalami proses pelapukkan untuk nantinya akan menjadi salah datu bahan penyusun tanah. Batu ini awalnya keras (yaaa…seperti batu yang biasa kita temukan). Ssaat aku beri tekanan kemudian batu ini hancur. Waah, padahal hanya aku tekan dengan ibu jari dan telunjuk. Ternyata batu ini begitu lunak dan rapuh.

Waktu meunujukkan pukul 13.30. waduh, belum dzuhur dan beberapa teman mulai gelisah karena panas, lelah, dan bosan. Tidak lama kemudian, penelitian berakhir. Dengan bersemangat kami kembali ke angkot. Beberapa teman (termasuk aku) sibuk kesana-kemari mencari asupan air minum. Panas ini benar-benar menguras hampir seluruh cadangan air kami.

Angkot mulai berjalan. Kami menuju masjid terdekat untuk melaksanakan shalat dzuhur. Kami sampai do masjid sekitar pukul 14.00. Kami segera menuju masjid, berwudhu dan menunaikan kewajiban kami. Shalat kali ini terasa menjadi  istirahat. Masjid yang adem benar-benar memanjakan kami.. Setelah semua selesai kami kembali ke angkot. Sebelum kembali ke angkot, kami semua membeli minum untuk cadangan di perjalanan.

Angkot mulai berjalan, menuju kampus. Sepanjang perjalanan kami semua benar-benar terlelap. Pa supir yang sepertinya mengerti kondisi kami, memutarkan lagu ‘nina bobo’ dengan nada lembut dan suara yang tidak begitu kencang. Suasana ini membuat kami semakin terlelap. Teringat dengan azzam-ku tadi saat berangkat membuat aku tidak bisa tidur dengan lelap. Setiap 5 menit aku terbangun, memastikan bahwa kami belum melewati hutan sawit itu.

Perjuangan mengbuahkan hasil, akhirnya kami melewati hutan sawit itu. Segera kamera aku stand by. Terus meletakkan kamera depan jendela sepanjang hutan sawit, tidak ingin melewatkan pemandangan indah hamparan hutan sawit dari puncak hingga lereng bukit. Jepret…Jepret.. segera aku menekan tombol di kamera ketika aku melewati lokasi tersebut. Namun sayang, gambar yang diambil kurang bagus. Ahh, menyebalkan. Aku pun kembali berazzam “suatu hari aku harus kemari, saat matahari sepenggalahan, ketika matahari menampakkan cahaya yang indah. Waktu Dhuha”. Ya, menurut aku, saat dhuha itu saat matahari mengeluarkan sinar yang indah. Sinar ini membuat objek-objek terlihat lebih indah. Cahaya matahari ditambah sisa-sisa kabut pagi. Pokoknya aku mau ke hutan sawit itu lagi..

Oke, pa supir tidak peduli aku berhasil mendapatkan gambar pemandangan sawit itu atau tidak. Angkot terus melaju. Dan akhirnya akupun terlelap tidur dengan cukup pulas. Aku terbangun ketika air hujan mengenai mukaku. Subhanallah, hujan menambah kenikmatan perjalanan ini. Segera aku menutup sebagian jendela dan kembali memenamjan mata.

Kami sampai di kampus pukul 15.30. Kami turun dari angkot. Mengakhiri perjalanan kami dengan mengucapkan terima kasih pada bapak eh abang supir angkot (belum bapak-bapak soalnya). Alhamdulillah, perjalanan ynag menyenangkan.

Ups, baru sadar aku ada jadwal liqo. Segera aku menghubungi teman liqo. Dan ternyata liqonya sudah selesai. Padahal ini liqo terkahir sebelum rekomposisi. Huaaaa…. sedih, T-T Tapi, teman aku segera menghibur, memberi kabar gembira. Nanti setelah UTS kami akan ada reuni dengan kelompok liqo ini. Berkumpul untuk memberi kenang-kenangan dan wejangan terkahir dari murobbiah kami.. Okee, sekian aktivitas hari ni. Sebenarnya malam ini ada rapat. Tapi ternyata rapat dibatalkan. Dan aku bisa istirahat . merehatkan badan untuk aktivitas berikutnya. Allah Maha Mengatur..

menutup hari ini dengan Alhamdulillah,

December 24, 2011 at 11:44 pm

(masih renovasi….)

Mulai Belajar Menapakinya

 

“apa motivasi kamu ikut dkm ini?”,

kalimat pertama yang ditanyakan oleh salah satu kakak kelas saat baru mengikuti salah satu ekstrakulikuler di sebuah sekolah menengah atas negeri kota bandung.

“sebagai benteng, untuk menjaga diri agar tetap istiqomah. Em, juga untuk menambah wawasan mengenai islam”,

jawaban singkat yang terlontar saat pertanyaan itu melayang.  Beberapa teman lain pun mengatakan jawaban yang sama, “untuk menjaga diri, sebagai benteng diri, dan untuk menambah wawasan mengenai islam”. Awal dari sebuah perjalanan panjang. Mereka sering menyebutnya sebagai suatu perjalanan panjang tanpa ujung. Perjalanan yang tidak mulus, penuh onak serta duri. Perjalanan yang tidak akan menunggu subjeknya. Siapa lengah maka akan tergantikan. Beginilah jalan ini.

Saat itu, baru menginjak tahun pertama di sekolah menengah atas. Kelas sepuluh. Masih mencoba-coba berbagai kegiatan, ceritanya mencari jati diri. Hahah, ungkapan yang terlalu sering dijadikan sebuah alasan bagi mereka yang berada dalam kondisi labil. Mencoba mengikuti suatu klub ke-ilmiah-an, KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Tidak terlalu mulus. Kegiatannya tidak begitu jelas. Membuat tapai. Satu-satunya program yang terlaksana.

Ittazura Kurabu. Suatu klub mengenai ke-Jepang-an.  Klub yang sangat..sangat…sangat… disukai. Klub ini menggeser seluruh prioritas saat itu. Latihan rutin selalu diikuti, tidak ada satu kali pun absen. Sampai-sampai sempat terpikir akan terus menggeluti klub ini sampai lulus nanati (okee, ini pemikiran sesaat). Tidak dapat dipungkiri. Klub ini benar-benar menularkan virus yang sangat parah. Bisa dibilang seperti harajuku. Benar-benar mencintai budaya mereka, melebihi budaya sendiri. Ckckck, mulai berlebihan.

Masih kelas sepuluh. Berbagai proker rutinan dari DKM yang harus diikuti. Ta’lim, keputrian, mentoring. Rasanya bosan sekali, apa lagi saat ditambah kegiatan baru, Tadarus. Ya ampuun, benar-benar membosankan. Tapi mereka tidak pernah kehilangan akal. Ada-ada saja tindakkan mereka untuk terus mempertahankan kami mengikuti kegiatan pekanan itu. Cukup berhasil, beberapa kali terjebak dan tidak bisa menghindar dari kegiatan-kegiatan itu, alhasil kali itu mendadak menjadi anggota yang baik, mengikuti rangkaian kegiatan dengan khusyuk. Tahun pertama, sering kali mencuri-curi waktu untuk tidak menghilang dari kegiatan pekanan dari DKM. Dan selalu daja, Ittazura dijadikan alasan. Haha, sangat berbeda. Ittazura yang tidak pernah absen, dan kegiatan pekanan DKM yang selalu absen. Tapi, kalau sudah kegiatan perayaan hari besar islam, tanpa ragu pasti ikut berpartisipasi. Haha..

Sempat berpikir, wajarlah kan masih tahun pertama. Masih mencari jati diri. Mencari zona nyaman yang pas. Masih berusaha beradaptasi dengan lingkungan.

Tahun kedua. Akademik memperlihatkan sisi baiknya. Masuk jurusan yang sangat diidam-idamkan, IPA. Semakin terlena dengan kesibukan akademik. Tiap minggu hanya disibukkan oleh sekolah dan bimbel. Mulai meninggalkan ekstrakulikuler yang pernah diikuti. KIR-ku mulai menghilang. Klub ini semakin aneh, kegiatannya tidak jelas dan pertemuan pekanannya pun tidak ada. Jadi dengan sendirinya dengan semakin tenggelamnya klub ini semakin menarik diri dari keanggotaan klub ini. Lalu ittazura. Klub yang sangat..sangat…sangat diminati ini pun menjadi korban. Perlahan menarik diri. Bukannya sengaja, namun jadwal bimbel yang selalu bertabrakan memaksa diri ini untuk mengorbankannya. Mulai menjadi siswa yang study oriented. Program tahun kedua ini benar-benar menarik seluruh selera ber-ekstrakulikuler aku. Hanya DKM yang masih bertahan. Itu pun status keanggotaannya dipertanyakan.

Tahun kedua. Mulai sesekali menghadiri kegiatan pekanan di DKM. Mulai dari ta’lim, keputrian, dan mentoring. Tadarus, dengan sendirinya kegiatan ini menghilang. Hari itu, rabu. Berjalan mendekati pintu masjid di sekolah, dengan malu-malu melepas sepatu dan masuk ke dalam masjid. Sedikit ragu, berjalan menuju lingkaran kecil yang hanya berisi sekitar 3 orang. Jalan perlahan bersama seorang teman yang biasa menghilang bersama dari kegiatan-kegiatan DKM. Duduk diantara teman-teman. Mengambil posisi yang tidak terlalu mengambil perhatian kakak alumni. Kakak itu biasa kami panggil teteh mentor. Entah ini pertemuan keberapa yang sudah berlangsung. Pertemuan ke 5 yang baru aku hadiri. Namun, inilah pertemuan yang benar-benar berarti. Saat itu, baru kali itu merasakan kenyamanan. Mendengar cerita mereka, perhatian dari teteh mentor. Mereka tidak pernah mempermasalahkan tindakkan aneh selama ini. Menghilang bagi mereka hal yang wajar, dan mereka menganggap seolah kejadiaan itu tidak pernah ada. Mereka tetap memberikan penerimaan yang luar biasa. Disinilah semua berubah. Suatu titik yang merubah seluruh hidup ini.

Mulai mengikuti seluruh kegiatan DKM. Turut aktif dalam berbagai kegiatannya. Disamping bimbel, inilah yang menjadi hobi baru. Kegiatan pekanan. Ta’lim yang selalu menghibur, Keputrian yang benar-benar menguras energi dan hati tapi menyenangkan, serta mentoring yang menyejukkan. Saat itu, sampai-sampai sering timbul sebuah harapan, “bisakan aku seperti mereka?”. Sebuah do’a “ingin menjadi seperti teteh mentor. Ingin keputrian tetap berjalan. Ingin teman-teman semua merasakan serunya Ta’lim, segarnya Keputrian dan sejuknya Mentoring.”

Saat itu, teteh mentorlah yang menjadi cerminan. Hanya beliau sosok yang aku kagumi. Ingin seperti beliau. Mulai mengenalkan kami pada Tarbiyah. Masih samar, dan tidak frontal beliau kenalkan. Kami pun menganggap ini hal biasa. Selalu saja, ada yang kurang saat tidak bertemu. Rasanya, ada cerita yang kurang saat tidak bertemu. Cerita dari mereka, hanya ada aku.

Tahun ketiga. Masih mengikuti kegiatan pekanan. Kali ini fokus hanya sekolah-bimbel-mentoring-keputrian. Kegiatan-kegiatan pekanan lainnya mulai menghilang Ta’lim mulai sepi. Pemateri yang super sibuk membuat kami harus mengganti pemateri. Ternyata mencari pemateri yang pas itu sulit. Dan akhirnya kesadaran diriliah yang dituntut. Hemh,

Tahun ketiga, semester dua. Mentoring mulai ilang-ilang timbul. Teteh mentor mulai sibuk dengan skripsi dan tugas akhir, kami yang sibuk mempersiapkan UAN dan tes-tes masuk perguruan tinggi, membuat kami semakin jarang bertemu. Enam bulan berlalu, hanya sesekali kami bertemu dalam lingkaran itu. Tidak terasa, waktu itu datang. Berbagai tes perguruan tinggi mulai dibuka. Undangan untuk mengikuti PMDK pun datang. Tidak begitu yakin, hanya mencoba peruntungan saja, mencoba meng-apply berkas-berkas untuk pendaftaran ke salah satu perguruan tinggi negeri di bogor. Pas sekali, perguruan tinggi ini memang memiliki fokus pendidikan di bidang pertanian. Bidang yang sangat aku idam-idamkan. Tidak lama setelah itu, pengumuman pun datang. Pengumuman pertama dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung, menerima aku sebagai mahasiswi Agroteknologi. Huft, sayang sama sekali tidak berminat. Saat itu satu-satunya perguruan tinggi yang aku inginkan hanyalah IPB. Lucu, padahal saat dulu meng-apply berkas PMDK sama sekali belum terbayang akan IPB. Namun, ternyata selama masa penantian itu, rasa ingin bergabung dengan mereka-mereka di IPB semakin besar. Semakin condong ke IPB, tanpa ragu.

Tidak lulus di PMDK, semakin menambah rasa penasaran. Jalur ujian mandiri pun dipilih. Semua diurus sesuai prosedur hingga tiba waktunya pengumuman. Waktu yang sangat dinanti. Diterima!. Haha, Alhamdulillah. Langsung meng-cancle pendaftaran ke perguruan tinggi bandung itu. Namun, karena kabar ini membuat aku menzhalimi salah satu perguruan tinggi negeri di bandung lainnya. Saat itu masih jadwal tes. Pikiran ini sudah melayang jauh ke bogor. Dan tes itu pun terabaikan.

Sedikit sedih karena harus meninggalkan lingkaran kecil-ku di Bandung. Padahal dulu niat ke bogor itu untuk menghindar dari amanah untuk mengurus adik-adik junior. Namun kini, justru jadi ragu.

Tingkat satu. Masa-masa labil. Mendapatkan banyak hal baru. Belum pernah mengalami hal-hal aneh seperti ini sebelumnya. Suatu hari, pulang ke Bandung. Mengambil sebuah surat. Surat ini yang secara formal meresmikan pindahnya aku ke bogor. Hika, sedih.  Entah, tapi rasanya sangat sedih. Tiga tahun bersama beliau dan mereka. Banyak sekali cerita yang tidak ingin dilupakan. bersama-sama memperbaiki diri, membina diri menjadi mukmin yang seutuhnya. Kadang emang belum bisa menerima kenyataan hidup, kalo semua itu ga ada yang abadi. Berganti posisi, berganti tempat, berganti teman, berganti fokus, berganti murobbiah. Semua itu sebenarnya hal yang wajar. Hanya butuh sedikit pengertian dan penerimaan.

Setelah itu, semua mulai berubah. Disinilah semua hal baru itu terjadi. Kampus hijau yang penuh dengan berbagai mata kuliah kehidupan. SKS 4, haha kami sering mengatakan hal itu. Hingga kini, seolah sudah tidak mengenal lagi diri tempo dulu. Kini, semakin tenggelam di jalan itu. Dua masa di jalan ini sudah terlewati. Kini, masa berikutnya menanti. Perlahan, kesadaraan ini muncul. Dewasa, awalnya berasa seperti dikarbit. Namun dengan sendirinya sifat itu muncul. Sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan saat ini.

Tingakat dua. Kini, inilah aku diriku sekarang. Jauuuh di luar bayangan. Tarbiyah, kini mulai memahaminya.

Sebuah perjalanan mengantar diri ini hingga mencapai masa ini. Berbagai bekal pemahaman mereka berikan sebagai pengantar menuju masa ini. Belum, belum seberapa dibanding mereka yang sudah melangkah jauuuuh di depan sana. Belum seberapa dibanding mereka yang sudah merasakan asam-manis jalan ini. New Comers. It’s me.. masih butuh banyak buku dan pengalaman. Tapi, tetap bersyukur bisa ikut berada mengukir sebuah sejarah meski hanya mengisi satu kalimat saja. Tapi tetap, syukron jiddan untuk pegalaman berharga ini.

Selanjutnya,

Biar Allah yang membuat kerangka cerita selanjutnya kemudian jari ini kan merangkat kata-demi kata untuk membuat cerita selanjutnya..

Siap-siap untuk cerita selanjutnya…..

Bismillah, karena start itu dimulai dari finish

December 24, 2011 at 10:52 pm

(renovasian jugaa, :D)

10 Muwashofat Islamiyah

10 Muwashofat Kader Dakwah
Kepribadian seorang muslim haruslah berlandaskan Al Quran dan As sunnah. karenakeduanyamerupakan warisan Rasulullah untuk ummatnya, dari Allah SWT. Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Denganaqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan denganikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengankebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepadaAllah sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).
 Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnyakepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar)
Merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalamsatu haditsnya; beliau menyatakan: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat´. Dariungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh)
Atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harusdimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di duniaapalagi di akhirat.Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutusuntuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agungsehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (Kekuatan jasmani)
Merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakanamalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perangdi jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagaisesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri (Intelek dalam berpikir)
Merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting.Karena itu salah satu sifat Rasul adalah
 fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya:
 Mereka bertanyakepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar danbeberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya´. Dan merekabertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan´. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai denganaktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentangtingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Katakanlah: ‘samakahorang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?´, sesungguhnya orang-orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
6. Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu)
Merupakan salah satu kepribadian yang harusada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik danyang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amatmenuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalammelawan hawa nafsu.Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga iamenjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun Ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)
Merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karenawaktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak  bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri,wallaili dan sebagainya.Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: ‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilanganwaktu´. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk mengatur waktunya dengan baik, sehinggawaktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yangdisinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelumsibuk dan kaya sebelum miskin. Janganlah kita terpedaya dengan 2 nikmat .
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam suatu urusan)
Termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
9. Qodirun Alal Kasbi (Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri)
Merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amatdiperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakanmanakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak didalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apasaja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt,karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi ( Bermanfaat bagi orang lain)
Merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorangmuslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslimitu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatuyang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
Mudah-mudahan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki diri untuk menjadi mukmin sejati. Kecintaan Allah dan Rasul-Nya. Amiin
December 25, 2011 at 12:08 am
(ini hasil renovasi juga, hehe)

10 Karakteristik Muslim Sejati

Hasan Al Banna merumuskan 10 karakteristik muslim yang dibentuk didalam madrasah tarbawi. Karakteristik ini seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat).
Karakter ini menurut Beliau Hasan Al Banna, merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul ‘alam). Kesepuluh karakter itu adalah :

  1. Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
  2. Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.
  3. Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  4. Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
  5. Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  6. Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  7. Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
  8. Haritsun ‘ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
  9. Munazhom Fii Su’unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
  10. Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.

November 30, 2011 at 3:50 pm

(ini hasil renovasi jugaa, hehe)