Sejenak Belajar Memahaminya

Selasa, 24 Januari 2011

Hari itu, jadwal kembali ke bogor. Masih harus mengurusi satu ujian yang sempat terhambat karena kondisi fisik yang tidak mendukung. Agenda hari itu, pagi menyelesaikan agenda dengan sebuah instansi untuk mengurusi kelompok halaqoh adik-adik SMA di SMAN 14. Kemudian siangnya jam 14.30  berangkat menuju bogor. Menyusun agenda sebaik mungkin agar bisa diselesaikan tepat waktu dan sesuai target.

Apes, hari itu semua agenda terpaksa mundur tiga jam. Kurangnya ketegasan pada diri senidiri ternyata berakibat besar. Malam hari itu, memaksakan diri untuk tetap membuka mata, menjelajahi dunia maya hingga pukul 01.00 dini hari. Mestinya, dengan kesadaran penuh tahu harus segera tidur karena besok masih ada agenda yang padat merayap yang harus diselesaikan. Malam itu, seperti dihipnotis dengan jejaring sosial, memaksa mata untuk tetap membuka. Alhasil, qiyamul lail malam itu pun terlewat. 01.30 baru bisa memejamkan mata, dan memulai istirahat panjang.

05.30 dibangunkan ibu, khawatir tidak sempat shalat shubuh. Efek begadang ternyata cukup parah. Bangun hanya untuk shalat shubuh, merasa masih sangat letih, melanjutkan kembali tidur pagi itu. Begadang ternyata tidak baik. Ada benarnya sebuah lirik Rhoma Irama, “begadang jangan begadaaang, bila tiada artinya…aa..” 1st learning:  jangan begadang untuk hal yang tidak penting.

Memulai agenda pukul 10.30. Mengendarai motor dengan kecepatan sedang, berharap dzuhur tidak segera tiba karena itu berarti jam istirahat pun datang. Menuju Bandung barat, mencari sebuah lokasi. Karena ini pertama kalinya, jadi benar-benar mencari dengan seksama. Putaran pertama tidak menemukan lokasi yang dituju. Merasa kurang yakin, kembali mencari pada putaran kedua. Tetap tidak ketemu. Sekali lagi, dengan perlahan, kembali mencari. Untuk ketiga kalinya, dan tetap tidak ketemu. Segera berinisiatif menuju lokasi lainnya, Bandung timur. Namun sebelumnya, harus menunaikan amanah orang tua terlebih dahulu. Membayar tiket travel menuju Bogor yang sudah dipesan terlebih dahulu. Oke, berbelok ke daerah pasteur.

Selesai dari pasteur segera melanjutkan ke Bandung timur. Di tengah perjalanan, adzan dzuhur berkumandang. “mumpung di luar, shalat di masjid mana yaa??”, segera memutar otak memilih lokasi untuk sejenak beristirahat sekaligus menunaikan ibadah shalat dzuhur. Dan, Masjid Salman pun dipilih.

12.50, kecepatan mulai meningkat menuju Bandung timur. Mandala jati, meskipun dekat dengan rumah namun rasanya baru kali ini mendengar nama daerah itu.

Sampai di lokasi, mencari alamat yang dituju. Sama saja seperti sebelumnya, mencari alamat memang tidak mudah. 13.10 berhasil menemukan alamat yang dituju. Menemukan alamat yang dicari tidak ketemu-ketemu itu ternyata sangat..sangat..sangat membuat lega..

Mematikan motor, membuka helm dan sejenak memperhatikan rumah itu. Selewat, perasaan aneh muncul “ko sepi banget yaa..?”.  Bersegera mempositifkan perasaan dan pikiran. Meletakkan helm, dan segera menuju pagar rumah tersebut. “assalaamu’alaikum..(mengetuk pintu)”, perlahan mengetuk pintu rumah itu, tidak ada jawaban. “mungkin kurang keras..”, kembali mengetuk pintu “assalaamu’alaikum.. (suara keras)”, kembali hening. Mulai khawatir “jangan-jangan memang tidak ada orang..”, dengan sedikit ke-optimis-an kembali mengetuk rumah itu, “asaalaamu’alaikum..”. Tetap tidak ada jawaban. Kesimpulan didapat, rumah itu kosong. Jendela tertutup sangat rapat. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kecewa, sedih.. “urusan akan semakin panjang. Terpaksa tidak dapat selesai pekan ini. Masih harus bersabar menunggu pekan depan.”

13.25 Memakai helm, segera pulang ke rumah. Di tengah jalan tiba-tiba ibu menelpon. Tidak sempat diangkat, panggilan tak terjawab. Kembali meneruskan perjalanan pulang.

13.40 sampai di rumah. Menuju kamar, menyiapkan segala kebutuhan untuk dua hari bertahan di bogor. Memilah-milah barang yang harus dibawa. Hanya untuk 2 hari. Perlahan sebuah suara mendekat, memecah konsentrasi. Ibu datang menghampiri, sedikit mengomentari aktivitas hari ini, “mba, harusnya mba bisa hitung mana yang prioritas mana yang bisa ditunda………… (terus melanjutkan pembicaraan)”. Mendengarkan dengan seksama, dan masih packing barang-barang. Di akhir, ibu berkata “tadinya kalo mba dzuhur udah di rumah ibu mau ngajakin mba makan dulu sambil entar otw nganter mba ke travel”. Jleg, sejenak menghentikan packing. Sedikit pembelaan keluar, “yaaaaaaa, ibu kenapa engga bilang dari pagi. Kalo tau ibu mau ngajak makan diusahain dari dzuhur udah di rumah..”. dan saat itu ibu hanya menjawab “ibu ga sempet bilang ke emba. Tasi pagi ribet untuk pameran, nyiapin makanan untuk di rumah. Baru inget pas emba pergi.” Huaaaa, tau? Ini rasanya tidak enak. Seperti sudah membuat orang tua kecewa, lalu dengan alasan ‘sibuk’ membuat hatinya semakin sakit.

Terpikir, agenda dengan orang tua apa harus membuat janji terlebih dahulu? Menuliskan di agenda agar bisa menata kegiatan lain pada waktu lain. Padahal, saat kita bayi ketika orang tua sibuk di luaran sana ketika mendengar kita sakit harus dibawa ke rumah sakit atau sekedar bilang, “ibu, aku di rumah sendirian, takut ga berani” seketika orang tua langsung pulang menuju rumah. Saat ini, saat masih menjadi haknya, salahkah ketika orang tua meminta sedikit waktu untuk sekedar makan bersama ke tempat kesukaannya?

Sesibuk apapun, kini masih menjadi hak orang tua. Membahagiakan mereka, sekedar memenuhi keinginan-keinginan kecilnya demi sebuah senyuman indah di wajahnya. Ahh, maaf ibu.. memang belum bisa menjadi anak yang berbakti.

Sejak hari itu, berharap bisa menebus kesalahan itu, berusaha memenuhi semua permintaannya. Lelah, tapi tidak selelah mereka yang terus berusaha memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Tidak hanya lahir, batin pun mereka penui. Dengan badan yang kian rapuh, masih berusaha memenuhi segala kebutuhan dan keinginan anaknya. Allahummagfirlahum.. (:’D)

 

14.30 sampai di travel, diantar ayah. Menuju bogor, bismillah

Sekilas Jurnal UAS Semester Tiga

Ujian Akhir Semester tiga. UAS pertama di departemen alias tingkat dua karena saat tingkat satu kemarin masih berada di Tingkat Persiapan Bersama, materi UASnya pun berkisar pengulangan pelajaran SMA yang agak diperdalam. UAS kali ini terasa berbeda, lebih terasa sebagai mahasiswa, materi UASnya sudah mulai meruncing, tidak lagi pelajaran SMA. Dua pekan menikmati masa-masa ini, berbagai kejadian turut mewarnai rangkaian kegiatan UAS ini.

Hari pertama, Senin 02 Januari 2012

Hari pertama dari rangkaian kegiatan Ujian Akhir Semester tiga. Klimatologi menjadi matakuliah pertama yang diujikan dalam ujian kali ini. Klimatologi? Ilmu tanah mempelajari klimatologi? Ya, ini merupakan mata kuliah interdept dari departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM). Beginilah kampus hijau ini, meskipun bukan bidangnya namun beberapa mata kuliah menjadi wajib bagi beberapa mahasiswa untuk memenuhi kapasitas sebagai seoarang scientist di bidang pertanian. Ujian dimulai pukul 10.30 pagi, lokasi di GWW IPB. Hari pertama, datang terlambat sekitar sepuluh menit. Padahal sebenarnya sudah datang lima menit sebelum masuk, tapi karena KTM ketinggalan akhirnya ngebut balik ke kosan. Akhirnya merelakan waktu sepuluh menit terbuang sia-sia.

Memarkirkan motor, dan segera memasuki ruangan. Di depan pintu masuk, seorang pengawas ujian berjaga dengan tegap. Dengan napas yang masih ngos-ngosan dengan sedikit basa-basi meminta izin masuk ruangan. Sang pengawas kemudian menyuruh menngecek tempat di daftar kelas paralel yang terpajang di depan pintu masuk. Naas, tulisan di daftar itu tidak dapat ditangkap jelas oleh mata. Kaca mata yang selama ini setia menghiasi mata tertinggal di sekret saat rapat kemarin. Dengan seksama dan perlahan mengamati satu persatu daftar kelas paralel, akhirnya ketemu. Butuh waktu lima menit untuk menemukannya.

Masuk dalam ruangan. Saat akan duduk, seorang dosen datang

D1: “sudah dapat soal?”

W: “Belum pa..”

D1: “ambil ke depan saja..”

W: “O, baik pa,”

Di tengah perjalanan menuju depan ruangan, seorang dosen menghampiri,

D2: “mau apa..?”

W: “mau ambil soal pa,”

D2: “duduk saja, nanti dikasih ko.. (sambil memegang tumpukkan soal)”

W: “o, baik pa..”

Berbalik, menuju tempat duduk. Baru saja duduk, seorang dosen memanggil,

D3: “kamu (sambil menunjuk), duduk disini saja (menunjuk kloter F)”

W: “pa, saya kloter D, MSL”

D3: “ga apa-apa, di sini saja (menunjuk kloter F)”

W: “O, baik pa..”

Baru saja akan duduk, dosen lain memanggil lagi

D1: “lho, bukannya kamu kloter D?”

W: “iya pa, tapi tadi kata Bapak Dosen 3 saya diminta pindah duduk di sini.”

D1: “lha gimana?, udah disini saja (menunjuk kloter D, kursi pertama yang menjadi target untuk diduduki)

W: “O, baik pa..” (segera pindah ke tempat semula)

Duduk, tidak lama seorang dosen datang memberi soal. Namun, baru saja menulis nama, dosen 3 kembali lagi

D3: “lho, ko di sini? bukannya tadi di sana (menunjuk kloter 3)”

W: “Iya pa, tapi saya ada di daftar kloter D, tadi dosennya minta saya pindah di sini”

D3: “kamu disana saja (menunjuk kloter F),”

W: “nah lho pa, gimana ini, saya jadi bingung.”

Tidak lama dosen 1 datang dan mempertahankan posisi duduk yang telah ada.Huft, akhirnya bisa mengerjakan juga..

Di tengah-tengah waktu pengerjaan, kakak asisten keliling untuk mengisi daftar hadir. Saat tiba di kursi,

K: “KTMnya mana?”

W: “ini ka (mengulurkan KTM)”

dengan tenang mulai mencari nama dan mengisi tanda tangan, tiba-tiba sang kakak bersuara

K: “KTMnya mandiri”

W: “Apa ka..? (khawatir salah dengar)”

K: “KTMnya mandiri..”

W: “Hah..?? Apa ka?? (Lagi, karena tidak yakin dengan yang kakak asisten ucapkan)”

K: ” KTMnya mandiri..”

W: “@#$%&^%* (dalem hati: ZZzzz ga penting –“)”

Ujian berakhir pukul 12.30. Alhamdulillah ujian selesai,

Hari kedua, Selasa 03 Januari 2012

Hari kedua, bagian ujian PJIC (Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra). Ujian dimulai pukul 08.00, lokasi di GKA (Gedung Kuliah A). Ujian pagi pertama, sempat terlambat lima menit tapi ternyata teman-teman baru masuk. Baru sadar, jam tangan memang dilebihkan 10 menit, hehhe. Masuk ruangan, nuansa ujian mulai terasa. Menaruh tas, mengambil KSM, KTM, penggaris, kalkulator, dan alat tulis. Berjalan cepat, memasang pandangan tajam mencari tempat duduk yang masih kosong. Dan semua sudah full, tersisa bangku depan. Sangat depan, hanya berjarak dua meter dari meja dosen. Oke, tidak masalah. Mulai mengerjakan soal. Benar-salah, pilihan ganda, kemudian Essai Tujuh nomor. Mulai gelisah ketika mengerjakan soal essai. Beberapa nomor amat sangat sulit, membuat gelisah dan ini menarik perhatian dosen. Dosen mulai intense memperhatikan. Kakak asisten juga sangat rajin mondar mandir, ini benar-benar memecah konsentrasi. Beberapa menit memperhatikan kakak yang terus mondar-mandir. Kakak asisten mulia menghilang, berpindah posisi di belakang. Mulai tenang, fokus, dan kembali mengerjakan soal. Tiba-tiba “kriuk..kriuk..kriuk..” perutkuuu… Efek tidak sempat sarapan, sekuat tenaga menyembunyikan suara ini. Ujian selesai pukul 10.00. Segera menghilang dari kerumunan, meninggalkan lokasi dan segera menuju kantin.. 😀

Hari ketiga, Rabu 04 Januari 2012

Hari ketiga,  kali ini bagian Dastan (dasar-dasar Ilmu Tanah). Dimulai pukul 10.30, lokasi di 14 OFAC B. Datang tepat waktu, tapi ternyata sudah masuk dari 10 menit yang lalu. Zzz.. Masuk ruangan, segera mencari kursi kosong. Lagi-lagi, hanya tersisa kursi di bagian depan, Oke, segera menempati posisi duduk di bagian paling depan. Sangat depan, hanya 15 cm dari papan tulis. Tidak ada kejadian apapun, saking fokusnya terhadap soal hingga mengabaikan lingkungan. Ujian selesai pukul 12.30. Perlahan meninggalkan ruangan. Sampai di luar baru terasa lelahnya. Ngos-ngosan seperti habis marathon. Sangat lelah dan sesak. Huft

Hari keempat, Kamis 05 Januari 2012

Kali ini ujian Agrogeologi. Dimulai pukul 08.00, lokasi di pinus 2. Datang 5 menit sebelum ujian. Masuk ruangan, menyimpan tas, dan mempersiapkan semua peralatan perang. Dan, haaaaaaaaaaaaaa…. KSM ketinggalan!!!!!. Segera mendatangi kakak asisten, memberitahu bahwa KSM tertinggal di kosan. Sedikit berunding, akhirnya diizinkan mengikuti ujian. huft…legaa. Satu jam berlalu, seorang teman memberi kode tanda membutuhkan bantuan. Soal yang sangat-sangat itu memaksa perhatian ini full 100% tidak boleh teralihkan. Dan, kode-kode yang disampaikan mereka pun terabaikan. Setengah jam kemudian, menyerahkan jawaban ke kakak asisten. Iseng, melirik sedikit ke jawaban teman yang tadi memberi kode. Dan, salah, seharusnya tidak melirik-lirik. Lembar jawaban dia membuat hati ini goyah untuk memberi sedikit saja jawaban. Tapi, dengan memaksa berusaha menutup mata dan berjalan lurus menuju pintu keluar tanpa memberi jawaban apapun. Sedih, sempat terlintas perasaan bersalah tidak mampu membantu teman, tapi memang begitukah seharusnya. Biarkan kita sama-sama belajar dengan keadaan masing-masing. Segera pulang dan segera kembali lagi membawa KSM.

Hari kelima, Jum’at 06 Januari 2012

Kali ini ujian Dasgron (Dasar-dasar Agronomi), lagi-lagi merupakan mata kuliah interdept. Ujian terakhir di pekan pertama. Ujian dimulai pukul 08.00, lokasi di GWW. Kali ini dapet kursi di tribun. Wow, baru kali ini ujian di tribun. Ckckck, berasa mau nonton pertandingan atu konser gituu. Tapi ternyata, duduk di tribun tidak terlalu buruk. Dari sini bisa memperhatikan tingkah laku mahasiswa lain saat ujian berlangsung. Ternyata posisi kali ini memang uwenak, kalo orang sunda bilang pewe (Posisi Weenak). Ujian kali ini lucu, ujian dibagi dua sesi. Jam 08.00-10.00 ujian kuliah, dan jam 10.00-11.00 ujian praktikum. Dan yang mengagetkan, teman-teman MSL sangat handal mengerjakan soal-soal ujian Praktikum. Seperti sudah ahli, mereka hanya butuh waktu lima menit (paling lama 10 menit) untuk menyelesaikan 50 nomor soal isian singkat. Ckckc, sakti banget mereka. Aku bertahan hingga 10.54 n.n.

Hari keenam, Senin 09 Januari 2012

Ujian Antan (Analisis Tanah). Sayang, tidak datang ujian karena sakit dari semalam. Hihii, susulan deh..

Hari ketujuh, Rabu 11 Januari 2012

Kali ini, menyelesaikan soal Ujian Pengamen (Pengantar Manajemen). Dimulai pukul 08.00, lokasi di GWW. Dan kembali, ini merupakan mata kuliah interdept dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Seharusnya dimulai pukul 08.00, tapi faktanya baru dimulai 08.24. Berangkat pagi ini ditemani hujan. Tidak bisa fokus 100% dalam mengerjakan soal, gemetar dan pusing. Efek dari sakit kemarin. Saat masuk, mendapat posisi kursi di bagian depan. Kursi ada mejanya. Yeyye! Sayang, Ac di bagian ini terlalu besar, untung saja memakai jaket lapang, jadi tidak terasa dinginnya. Mengerjakan soal ditemani hujan, dan saat pulang pun kembali ditemani hujan. Ujian kali ini full ditemani hujan.. ^^

Hari kedelapan, Jum’at 13 Januari 2012

Ujian terakhir di pekan ke dua. Artinya, ujian terakhir di semester tiga ini. UAS kali ini ditutup denga ujian Ekoling (Ekonomi Lingkungan) dan ini merupakan mata kulai Interdep dari departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan (ESL). Ujian dimulai pukul 13.30, lokasi di GWW. Sedih, ujian kali ini tidak boleh menggunakan kalkulatro. Padaha selama ini setiap ujian selalu dianjurkan menggunakan kalkulator. Tapi tidak apalah, perhintungannya bukan perhitungan yang rumit hingga membutuhkan kalkulator. Ujian berlangsung tidak terlalu tenang. Suasananya sedikit ricuh. Hemh.. Ujian pun berkahir pukul 15.30.

 

UAS semeter tiga selesai. Mudah-mudahan hasil yang diperoleh baik dan tidak mengulang. Amiin, n.n

kenali lebih dekat, hhoo

Tipe Idealis Pemimpi sangat berhati-hati dan oleh karenanya tampak pemalu dan pendiam bagi orang lain. Mereka berbagi kehidupan emosional mereka yang kaya serta pendapat-pendapat kuat mereka dengan sedikit sekali orang. Namun orang sering keliru menilai mereka dingin dan pendiam. Mereka memiliki sistem nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang murni dan mulia yang menonjol di dalam diri mereka yang demi hal-hal itu mereka bersedia mengorbankan banyak hal. Joan of Arc atau Sir Galahad adalah contoh tipe kepribadian ini. Tipe Idealis Pemimpi selalu berusaha keras memperbaiki dunia. Mereka dapat sangat memikirkan orang lain dan melakukan banyak hal untuk mendukung mereka dan membela mereka. Mereka tertarik dengan sesama mereka, penuh perhatian dan murah hati terhadap mereka. Begitu antusiasme mereka akan suatu hal atau orang bangkit, mereka dapat menjadi pejuang yang tak kenal lelah.

Bagi tipe Idealis Pemimpi, hal-hal praktis tidak benar-benar penting. Mereka hanya menyibukkan diri dengan tuntutan-tuntutan harian yang duniawi saat benar-benar perlu. Mereka cenderung hidup sesuai dengan semboyan „yang jenius mengendalikan kekacauan“ – yang biasanya memang demikian sehingga biasanya mereka memiliki karir akademik yang gemilang. Mereka kurang tertarik dengan detail; mereka lebih suka melihat sesuatu secara keseluruhan. Ini artinya mereka masih memiliki pandangan menyeluruh yang baik ketika sesuatu mulai menjadi rumit. Namun demikian, sebagai akibatnya, sesekali dapat terjadi tipe Idealis Pemimpi melewatkan sesuatu yang penting. Karena mereka menyukai kedamaian, mereka cenderung tidak terang-terangan menunjukkan ketidakpuasan atau kejengkelan mereka melainkan memendamnya. Ketegasan bukan salah satu kekuatan mereka; mereka membenci konflik dan persaingan. Tipe Idealis Pemimpi lebih suka memotivasi orang lain dengan sifat ramah dan antusias mereka. Barangsiapa mendapatkan mereka sebagai atasan tidak akan pernah mengeluh kekurangan pujian.

Di tempat kerja, tipe Idealis Pemimpi adalah teman dan pasangan yang suka menolong dan setia, orang-orang yang memiliki integritas. Kewajiban sangat sakral bagi mereka. Perasaan orang lain penting bagi mereka dan mereka senang membuat orang lain bahagia. Mereka puas hanya dengan lingkaran kecil pertemanan; kebutuhan mereka akan kontak sosial tidak begitu menonjol karena mereka juga butuh banyak waktu untuk diri sendiri. Basa-basi kecil bukan keahlian mereka. Jika seseorang berharap berteman dengan mereka atau memiliki hubungan dengan mereka, orang itu harus mau berbagi dunia pemikiran mereka dan bersedia berpartisipasi dalam perbincangan mendalam. Jika Anda berhasil melakukan itu Anda akan dianugerahi dengan kemitraan yang luar biasa intensif dan kaya. Karena tuntutan-tuntutan mereka yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain, tipe kepribadian ini kadang-kadang menjejali hubungan dengan gagasan-gagasan romantis dan idealis hingga tingkat tertentu sehingga membuat pasangan merasa terbebani atau minder. Tipe Idealis Pemimpi tidak jatuh cinta dengan mabuk kepayang namun ketika mereka jatuh cinta mereka menginginkannya menjadi cinta sejati yang tak berkesudahan.

Pentingnya mendengarkan orangtua (^.^)

Hari ini, setelah sekian hari terkapar di dalam kamar akhirnya sudah mulai bisa kembali beraktivitas rutin seperti biasanya. Alhamdulillah..

Tiga hari yang melelahkan. Meskipun hanya diam di dalam kamar namun rasanya benar-benar menguras energi. Huft. Mengorbankan satu hari ujian akhir semester, dan beberapa agenda lainnya yang juga ikut terlalaikan hanya karena tidak disiplin dan tidak nurut kata orang tua (ini penting)

Malam itu, sebelum menghandiri rapat menyempatkan diri sejenak menyusuri darmaga hingga gunung batu mencari sebuah kebutuhan yang sangat urgent. Tanpa perhitungan yang cukup matang, ba’da magrib langsung saja berangkat menyusuri jalan malam itu karena merasa diburu waktu untuk rapat juga. Berangkat hanya menggunakan sebuah cardigan, padahal hari itu hujan sepanjang siang dan pasti udaranya menjadi lembab. Segera berangkat dengan kecepatan agak tinggi. Di tengah perjalanan ternyata hujan turun, tidak begitu deras, hanya rintik-rintik namun lumayan membasahi seluruh pakaian. Tidak basah kuyup, hanya lembab. Dan kecepatan moto menambah rasa dingin ini hingga menembus tulang-tulang.

Sampai di tempat rapat, bukannya makan malah mendengarkan mereka bercerita. Yaa, mau bagaimana lagi, perut ini rasanya sudah sangat full karena saat sore sempat menikmati jahe panas dan beberapa camilan lainnya untuk mengganjal perut saat hujan. Akhirnya jatah yang seharusnya dihabiskan ditempat terpaksa dibekal. Iseng seorang teman mengatakan, “hahha, dia mah jaim.. ga mau makan di depan banyak orang…” heeerrzz.. Alasan utamanya adalan KENYANG!

Sampai di rumah, mendadak nagntuk bukan main. Segera membuka jatah yang tadi dibungkus, segera memakannya. Rencana awal mau tidur, namun tergoda dengantayanga televis hingga akhirnya rasa kantuk pun hilang. Dan alhasil malam itu begadang hingga shubuh.. ckckck

Bangun subuh, sudah mulai terasa tidak enak. Badan mulai sakit-sakit dan kepala mulai pusing. Positif thinking, mungkin hanya salah tidur. Tetap menjalankan katifitas seperti biasanya, dan kebetulan makan hari ini tidak teratur. Ditambah pagi harinya yang ternyata harus memacu motor lagi di saat hujan, dan kembali melakukan kesalahan yang sama, hanya memakai jaket alakadar. Ampuuunn..

Merehatkan badan sejenak sebelum melakukan aktifitas selanjutnya. Dan justru ini menjadi awal dari puncaknya. Saat bangun, benar-benar tersa sangat pusing, kali ini mulia berkeringat dingin. Haduuuh.. Hemh, masih menganggap efek samping salah tidur, tetap memaksakan melanjutkan aktifitas berikutnya.

Selesai kegiatan pukul lima sore. Langsung pulang menuju rumah. Memberi sedikit camilan untuk santapan sore dan membeli lauk untuk makan malam serta sahur. Sampai di rumah, segera duduk di depan televisi menyalakan televisi, berharap pusing ini menghilang. Sambil menunggu waktu mangrib, menonton beberapa tayangan di televisi ditemani camilan yang sebelumnya sempat dibeli. Namun kali ini ternyata tidak membantu. Rasanya semakin menjadi. Berharap magrib segera datang.

Tidak lama, magrib datang. Segera menunaikan ibadah shalat magrib. Setelah itu makan sedikit dan meminum obat alakadar. Terbangun pukul 11.00 malam. Inilah puncaknya. Puncak dari semua penderitaan ini. Huwaaaa… Benar-benar menyakitkan. Semakin menambah pikiran karena besok harus UAS dan harus mengumpulkan laporang yang sebelumnya sempat tertunda. Malam itu berbagai macam obat dicoba demi bisa mengikuti UAS esok hari.

Setelah berkali-kali bangun, akhirnya terbangun kembali pukul 09.00 pagi hari senin. Hari dimana Ujian Akhir Semester dilaksanakan. Ujian hari itu berlangsung siang hari, pukul 13.30. Masih mencoba menghafal, tapi tidak bisa masuk sama sekali. Akhirnya mencoba menghubungi salah satu PJ (Penanggung Jawab) matakuliah yang akan diujikan hari itu. Meminta waktu untuk ujian susulan. Dan sang PJ yang baik hati pun hanya memberi nomer dosennya dan meminta untuk menghubungi sendiri. Agak kaget, karena perkiraaan awal sang PJ inilah yang akan menghubungi dosen yang bersangkutan ternyata tidak. Oke, setidaknya dia sudah berbaik hati memberikan nomer telepon dosen yang bersangkutan. Berusaha merangkai kalimat yang sopan dan dapat menyentuh hati sang dosen agar mendapat izin mengikuti ujian susulan. Pesan kali ini sampai berlembar-lembar, tak apalah yang penting dosen bisa mengerti kondisinya dan tersentuh hatinya. Tidak lama, balasan pun datang. Hanya tiga kata “buat surat sakit”. Hahhaha, ternyata sama dengan dosen yang lain, selalu singkat menjawab sms dari mahasiswanya. Ckckck.. Tak apalah, yang penting sudah mendapat izin. Dan akhirnya fix, ujian akhir semester bolong satu. Harus melakukan susulan secepatnya.

Pergi ke dokter bersama teman di kosan. Sama-sama sakit, dan ternyata sakit yang sama hingga obat kami pun sama. Haha, sakit anak kosan memang… Kata orang kalo anak kosan itu Senasib Sependeritaan, hahha..

Lima hari yang sangat menyiksa. Cukup satu hari tidak menuruti perkataan orang tua dan tidak disiplin, mengakibatkan segudang agenda mulai dari yang urgent hingga yang sifatnya menunjang harus terlalaikan. Sederhana, aturannya makan tiga kali sehari,  dan istirahat yang cukup. Orang tua hanya minta jangan keluar malam-malam jika tidak terlalu penting, udara malam itu tidak baik untuk kesehatan. Dan beli jas hujan, bogor kan sering hujan. Masa iya tinggal di kota hujan tapi ga sedia antisipasinya. Juga, kalau mau pergi naik motor, harus pakai jaket yang menutup depan, tau paru-paru itu sangat rentan.

Nurut dengan perkataan orang tua. Temasuk dalam katagori berbakti dengan orang tua kan ya. Seberanya dalam Al-Qur’an sudah sangat cukup dijelakan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-An’am: 151)

Tidak ada ruginya menurut pada kedua orang tua selama itu tidak keluar dari atura-aturan baku dalam Islam. Pada dasarnya tidak ada satupun orang tua yang ingin mencelakai buah hatinya, pastilah orang tua akan memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka. Memang terkadang tidak sesuai dengan kehendak atau pemahaman sang anak. Atau terkadang anak yang tidak ingin berusaha memahami keinginan orang tua yang sangat sederhana. Lagi-lagi kejadian kali ini membuat hati ini merasa sangat bersalah telah melalaikan perkataan kedua orang tua. Allahummagfirlanaa..

Sebuah do’a terlantun dari mulut yang masih gemetar menahan cenat-cenut di badan ini:
Robbigfirlii wali waali dayya, warhamhumma kamaa robbayaanii shoghiiroo.

“Ya allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayanginku diwaktu kecil.”

Mengutip beberapa kalimat dari buku Manusia Setengah Salmon – Raditya Dika:

Seharusnya semakin bertambah tua umur kita, kita tidak semakin ingin mandiri dari orang tua kita. Sebaliknya, semakin bertambah umur kita, semakin kita dekat denga orang tua kita

Inilah konsep mandiri yang kemudian dianut oleh penulis buku manusia setengah salmon ini, yang kemudian kemungkinan besar akan dianut pula oleh penulis postingan ini (^.^)

Konsep kemandirian. Semakin dewasa pengalaman dan pemahaman jelas semakin bertambah. Namun apa salahnya untuk sekedar memahami orang tua. Tidak dapat dipungkiri, usia orang tua yang sudah teraput cukup jauh itu memiliki pengalaman menjalani hidup yang lebih. Kalau daram pribahasa orang tua itu diibaratkan jauh banyak memakan garam di lautan (maksudnya, pengalamannya jauh lebih banyak).

Dan, sebuah kalimat terucap dari seorang kakak – Muhammad Fadjar Darwin

bu, orang yang nurut sama orang tuanya hidupnya pasti baik yaa.. temen-temen aku yang nurut, baik-baik semua

(mengutip kembali perkataan mas Fadjar saat perpulangan masa tenang menjelang UAS, dengan sedikit penambahan agar sedikit mengena..)

Apa yang saat ini bisa diberikan untuk orang tua, selain kepatuhan dan perhatian kita? Karena dasar sekali, oarang tua hanya mengharapkan kita patuh dan perhatian pada mereka. Dengan cara apapun mereka menyampaikan, haruslah kita belajar untuk memahaminya dan dengan cara yang dapat mereka pahami pula kita berikan respon terhadap permintaan mereka..

Sebenarnya, berbakti pada kesua orang tua itu indah,

Dan sms terakhir yang membuat shock dan kapok untuk sakit adalah:

Ujian yang akan datang, ibu bakal ke bogor buat temenin emba. Hanya pas ujian aja ko” Waaaa…. ga..ga…ga.. kuat!!! 0.O