Tentang Teman

Ini tentang mereka. Teman-teman luar biasa yang tidak pernah lelah memberi. Memberi, bukan diberi. Mereka seperti seikat bunga pemberian-Nya. Bunga yang indah, segar, bersih, wangi, menenangkan, dan menyenangkan.

Salah seorang teman. Tidak pernah lelah mendengarkan cerita teman-temannya. Sebesar apapun masalah yang dihadapinya, sebanyak dan seribet apapun yang dipikirkannya, dia masih senantiasa dengan senyum dan sapaan hangat mendengarkan seksama cerita-cerita orang sekitarnya. Senang, sedih, bahagia, kecewa. Ketika teman lainnya justru menghindar hanya karena merasa “cerita dia itu ga pentiiing. Itu ituuuu mulu”, beliau tetap mendengarkan. Semuanya ditampung dengan senyuman hangatnya. Darinya, sebuah pesan tersirat. Jangan pernah lelah mendengarkan mereka. Karena terkadang bahkan sering kali banyak jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi dari cerita-cerita yang mereka berikan.

Ada lagi. Yang ini tidak pernah lelah menyelesaikan agenda-agenda kelembagaan. Menjadikan tulisan-tulisan di papan rapat menjadi sebuah kegiatan luar biasa. Tulisan-tulisan itu menjadi sebuah kenyataan, awalnya hanya sebuah rencana belaka. Ketika yang lain sibuk dengan kuliah, tugas kuliah, laporan, dan agenda-agenda lainnya yang membuatnya sibuk luar biasa. Dia tetap bertahan dengan sekuat tenaga untuk menyelesaikan apa yang telah menjadi tanggung jawabnya. Darinya, sebuah pesan tersirat jangan takut kehilangan kebaikan suatu amanah hanya karena amanah lainnya. Pertolongan Allah itu dekat.

Sibuk itu relatif. Ada yang hanya memiliki satu dua agenda tapi sudah merasa menjadi orang super sibuk. Ada pula yang agendanya sangat padat hingga untuk kembali ke kosan pada siang hari saja tidak sempat, tetapi tetap merasa bahwa dirinya tidak sibuk. Malah ketika ditanya “sibuk apa sekarang?”, hanya menjawab “apa ya? tidak sibuk apa-apa..” Yang membedakan adalah rasa tanggung jawab.

Lalu, ada lagi yang lain. Teman yang tidak pernah berhenti menanyai kabar orang di sekitarnya. Sangat peka. Sedikit ada perubahan pada temannya, segera dia mencari cara untuk membantunya. Jika tidak bisa, cukup dia membuat temannya tersenyum. Seolah, sebuah senyuman teman baginya merupakan hal yang sangat berharga. Bahkan,besarnya perhatian yang diberikannya malah menutupi kondisi dia sebenarnya. Terkadang, perhatian yang dia berikan justru merupakan pelampiasan dari peliknya masalah yang dia hadapi. Tidak ada yang tahu. Hingga suatu saat melihatnya menagis dalam shalat. Hanya saat itu dia menangis. Air matanya mengalir, bekasnya terlihat saat salam di akhir shalat.

Ada lagi, dan masih banyak kisah tentang mereka. Para pejuang yang tidak pernah lelah memberi.

Ya Rabb, betapa bahagianya dipertemukan dengan teman-teman seperti mereka. Teman yang sangat luar biasa. Memberi, bukan berharap diberi. Tidak pernah lelah memberi sekalipun dirinya harus rela hak-hak pribadi mereka tidak terpenuhi.

Ya Rabb, kuatkanlah ikatan mereka, kami, dan kita. Ikatan yang kekal hingga mencapai surga-Mu kelak.

cinta kalian karena Allah :’D